Perempuan PKS Sambangi Korban Banjir Jabodetabek
Selasa, 22 Januari 2013
Jakarta – Hujan deras yang terus menerus mengguyur DKI Jakarta dalam tiga hari terakhir ini telah mengakibatkan banjir yang melumpuhkan Jakarta dan sekitarnya. Air menggenangi jalanan dan rumah-rumah warga dari mulai 10 hingga 300 centimeter. Banjir ini telah menyengsarakan 60.723 warga dan 10.825 warga menjadi pengungsi (Badan Penanggulangan Bencana Daerah/BPBD DKI Jakarta, Republika 17/01/13). Angka tersebut belum mencatat korban banjir di wilayah sekitar Jakarta.
“Mengamati kondisi tersebut, kami Bidang Perempuan DPP PKS sangat prihatin dan berempati pada keluarga-keluarga yang menjadi korban musibah banjir”, kata Dr. Anis Byarwati, M.Si, Ketua Bidang Perempuan DPP PKS.
Hasil kunjungan Sahabat Keluarga, sebuah program untuk keluarga Indonesia dari Bidang Perempuan DPP PKS, yang turun ke beberapa lokasi banjir, terlihat kondisi ibu-ibu dan anak-anak yang perlu perhatian lebih, seperti tempat pengungsian swadaya masyarakat yang terlihat kumuh dan tercampur baur antara laki-laki dan perempuan, kurang terpenuhinya pasokan kebutuhan pakaian dalam untuk ibu, kurangnya bantuan makanan untuk bayi dan anak-anak, serta beberapa tempat pengungsian yang gelap karena tidak adanya penerangan/listrik.
“Dalam kunjungan tersebut, Sahabat Keluarga juga melihat faktor keamanan dan kesehatan para korban banjir masih harus diperhatikan lebih baik lagi. Sebagai contoh, kami melihat tidak sedikit anak-anak yang berenang di genangan banjir tanpa memikirkan bahaya yang bisa terjadi. Kami pun mendapatkan kabar, adanya balita yang tersengat listrik dan ada pula yang meninggal akibat tercebur ke dalam genangan banjir. Kabar ini sungguh menyedihkan dan memprihatinkan”, Kata Dosen bidang ilmu ekonomi syariah ini.
Oleh karena itu, sebagai bentuk rasa empati, Anis mengajak keluarga Indonesia, ayah dan bunda yang terkena musibah banjir untuk berhati-hati terhadap berbagai dampak lanjutan dari musibah banjir, yaitu, kecelakaan pada balita dan anak-anak, seperti tersengat listrik, ataupun penyakit leptospirosis/demam banjir yang bisa menginfeksi manusia melalui kontak dengan air atau tanah dan masuk ke dalam tubuh masuk melalui selaput lendir mata atau luka lecet. Dan bagi keluarga-keluarga yang tidak mengalami musibah banjir, Anis juga mengajak untuk memberikan dukungan moril dan material pada mereka yang terkena musibah.
Lebih lanjut, Anis juga mengatakan bahwa musibah banjir ini akan bisa tertangani dengan adanya kebersamaan keluarga-keluarga Indonesia yang lebih peduli pada masalah kebersihan, kesehatan, dan lingkungan. “Keluarga adalah basis masyarakat, oleh karena itu ketika negara atau provinsi mengalami masalah, termasuk musibah banjir ini, menguatkan partisipasi keluarga dalam mencegah terjadinya banjir adalah salah satu solusi”, tegas Anis.
Untuk itu, dengan rasa penuh cinta pada keluarga Indonesia, Anis pun mengajak keluarga Indonesia di DKI Jakarta dan sekitar untuk memberikan perhatian khusus pada keselamatan dan kesehatan anggota keluarga, mengingat hingga Februari mendatang, curah hujan masih tinggi. “Mari keluarga Indonesia kita saling bahu membahu dalam menghadapi musibah dan kondisi curah hujan yang tinggi”, imbuh Anis lagi dengan penuh semangat persaudaraan.
Kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Anis juga memberikan masukan. “Tanpa mengurangi rasa hormat dan penghargaan terhadap kerja-kerja optimal dari pemerintah provinsi DKI dalam memberikan pelayanan untuk korban banjir, perempuan PKS meminta agar Pemprov DKI lebih meningkatkan penanganan keselamatan keluarga korban banjir, khususnya anak-anak. Salah satunya, kami meminta Pemprov untuk mengajak ayah bunda di lokasi korban banjir untuk mengawasi anak-anaknya agar tidak bolak balik berenang di arus yang deras. Hal ini membahayakan, karena di lapangan ditemukan ada anak yang mengalami kejang dan diare sehabis berenang di genangan banjir”, saran Anis.
Anis juga menyarankan agar Pemprov DKI menyediakan tenda di setiap titik banjir atau membantu tenda-tenda swadaya masyarakat agar lebih terjamin kebersihan, keamanan, dan keselamatannya. Selain itu, tenda pengungsian selayaknya dibuat terpisah antara laki-laki dan perempuan.
“Untuk antisipasi banjir susulan, hendaknya Pemprov DKI juga memberikan sosialisasi dan penyadaran intensif dengan pendekatan yang positif kepada keluarga-keluarga yang tinggal di daerah rawan banjir, karena curah hujan masih tinggi hingga Februari mendatang”, demikian saran Anis sekaligus menutup perbincangan.
“Mengamati kondisi tersebut, kami Bidang Perempuan DPP PKS sangat prihatin dan berempati pada keluarga-keluarga yang menjadi korban musibah banjir”, kata Dr. Anis Byarwati, M.Si, Ketua Bidang Perempuan DPP PKS.
Hasil kunjungan Sahabat Keluarga, sebuah program untuk keluarga Indonesia dari Bidang Perempuan DPP PKS, yang turun ke beberapa lokasi banjir, terlihat kondisi ibu-ibu dan anak-anak yang perlu perhatian lebih, seperti tempat pengungsian swadaya masyarakat yang terlihat kumuh dan tercampur baur antara laki-laki dan perempuan, kurang terpenuhinya pasokan kebutuhan pakaian dalam untuk ibu, kurangnya bantuan makanan untuk bayi dan anak-anak, serta beberapa tempat pengungsian yang gelap karena tidak adanya penerangan/listrik.
“Dalam kunjungan tersebut, Sahabat Keluarga juga melihat faktor keamanan dan kesehatan para korban banjir masih harus diperhatikan lebih baik lagi. Sebagai contoh, kami melihat tidak sedikit anak-anak yang berenang di genangan banjir tanpa memikirkan bahaya yang bisa terjadi. Kami pun mendapatkan kabar, adanya balita yang tersengat listrik dan ada pula yang meninggal akibat tercebur ke dalam genangan banjir. Kabar ini sungguh menyedihkan dan memprihatinkan”, Kata Dosen bidang ilmu ekonomi syariah ini.
Oleh karena itu, sebagai bentuk rasa empati, Anis mengajak keluarga Indonesia, ayah dan bunda yang terkena musibah banjir untuk berhati-hati terhadap berbagai dampak lanjutan dari musibah banjir, yaitu, kecelakaan pada balita dan anak-anak, seperti tersengat listrik, ataupun penyakit leptospirosis/demam banjir yang bisa menginfeksi manusia melalui kontak dengan air atau tanah dan masuk ke dalam tubuh masuk melalui selaput lendir mata atau luka lecet. Dan bagi keluarga-keluarga yang tidak mengalami musibah banjir, Anis juga mengajak untuk memberikan dukungan moril dan material pada mereka yang terkena musibah.
Lebih lanjut, Anis juga mengatakan bahwa musibah banjir ini akan bisa tertangani dengan adanya kebersamaan keluarga-keluarga Indonesia yang lebih peduli pada masalah kebersihan, kesehatan, dan lingkungan. “Keluarga adalah basis masyarakat, oleh karena itu ketika negara atau provinsi mengalami masalah, termasuk musibah banjir ini, menguatkan partisipasi keluarga dalam mencegah terjadinya banjir adalah salah satu solusi”, tegas Anis.
Untuk itu, dengan rasa penuh cinta pada keluarga Indonesia, Anis pun mengajak keluarga Indonesia di DKI Jakarta dan sekitar untuk memberikan perhatian khusus pada keselamatan dan kesehatan anggota keluarga, mengingat hingga Februari mendatang, curah hujan masih tinggi. “Mari keluarga Indonesia kita saling bahu membahu dalam menghadapi musibah dan kondisi curah hujan yang tinggi”, imbuh Anis lagi dengan penuh semangat persaudaraan.
Kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Anis juga memberikan masukan. “Tanpa mengurangi rasa hormat dan penghargaan terhadap kerja-kerja optimal dari pemerintah provinsi DKI dalam memberikan pelayanan untuk korban banjir, perempuan PKS meminta agar Pemprov DKI lebih meningkatkan penanganan keselamatan keluarga korban banjir, khususnya anak-anak. Salah satunya, kami meminta Pemprov untuk mengajak ayah bunda di lokasi korban banjir untuk mengawasi anak-anaknya agar tidak bolak balik berenang di arus yang deras. Hal ini membahayakan, karena di lapangan ditemukan ada anak yang mengalami kejang dan diare sehabis berenang di genangan banjir”, saran Anis.
Anis juga menyarankan agar Pemprov DKI menyediakan tenda di setiap titik banjir atau membantu tenda-tenda swadaya masyarakat agar lebih terjamin kebersihan, keamanan, dan keselamatannya. Selain itu, tenda pengungsian selayaknya dibuat terpisah antara laki-laki dan perempuan.
“Untuk antisipasi banjir susulan, hendaknya Pemprov DKI juga memberikan sosialisasi dan penyadaran intensif dengan pendekatan yang positif kepada keluarga-keluarga yang tinggal di daerah rawan banjir, karena curah hujan masih tinggi hingga Februari mendatang”, demikian saran Anis sekaligus menutup perbincangan.
0 komentar:
Posting Komentar